Pelestarian Budaya di IT Telkom

Tanggal 9 Mei 2009 adalah tanggal dimana UKM Djawa IT Telkom meresmikan pembukaan acara PARAMABUDAYA 2009. pembukaan ini diikuti oleh kumpulan-kumpulan daerah se Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur yang notabene termasuk dalam suku jawa. Acara ini juga dibuka untuk umum, sehingga warga sekitar juga bisa menyaksikan aca ini. Acara yang dinamakan Liga Djawa ini dibuka dengan prosesi gunungan dan penampilan reog ponorogo. Setelah itu dilaksanakan acara inti dari Liga Djawa yang merupakan perlombaan permainan daerah.
Setelah itu tanggal 16 Mei dilangsungkan acara penutup dari Paramabudaya yang ditutup dengan prosesi gunungan, reog dan kirab pemain yang akan bermain dalam Pagelaran Akbar 2009. Pagelaran sendiri bernama "Kangsa Adu Jago". Pagelaran ini dilaksanakan oleh mahasiswa IT Telkom yang mempunyai kecintaan dan keinginan untuk melestarikan budaya Jawa. Pada acara kali ini dihadiri oleh bintang tamu Pitta Yo -Artis Semarang-.



Tak lama setelahnya, Rabu, 20 Mei 2009 saatnya UKM Bali IT Telkom yang unjuk gigi. Mahasiswa-mahasiswa yang tergabung didalamnya berusaha keras untuk menyelenggarakan acara tersebut. Hasilnya pun sangat memuaskan. Beberapa kesenian Bali di tampilkan diacara ini. Dekorasi yang mencerminkan Bali pun sangat terlihat. Pergelaran yang meereka usung adalah "Romansa Pulau Dewata" yang menampilkan cerita Rama Sinta.
Pada Sabtu, 23 Mei Politeknik Telkom juga akan meluncurkan dua UKM daerah, yaitu UKM seni Jawa yang dinamakan "Java Voice" dan UKM seni Sunda yang dinamakan "Rarompok Parahyangan". Diharapkan dengan hadirnya UKM keseniat tersebut mahasiswa Poltek Telkom dapat lebih memacu prestasi dibidang kesenian, sehingga softskill mahasiswa pun akan turut terpacu.
Kegiatan-kegiatan mahasiswa IT Telkom ini pantas di acungi jempol. Mereka yang selalu berlomba di bidang teknologi tanpa meninggalkan budaya daerah masing-masing. Sudah terlalu banyak budaya kita yang diakui oleh bangsa asing, untuk itu saatnya kita menunjukkan bahwa ini adalah budaya Indonesia. Kalau bukan generasi muda yang melesterikan, maka siaplah menerima kepunahan Budaya Indonesia.